Ada banyak yang terlewatkan sejadi-jadinya peristiwa di runtutan waktu yang terjalani.
Tersejak kapan-kapan aku memiliki waktu yang tak seluang sebelumnya. Terhitung dari post sebelumnya yang sering kubaca-baca ulang sebagai kenangan depresiku atas rasa bosan.
Pasca lepas dari gelar mahasiswa FKIP, pengharapan bisa mengajar di sekolah swasta yang unggul dan pernak-perniknya sering jadi obsesiku. AH, cerita itu, harus banget ngumpulin semangat dan idealisme seluas rumah gadang untuk eksekusiny! lah ... hah!
Sekarang. Semogalah saja beralih dengan kebaikan baru menjadi solusi terbaik.
Yah, kesampaian jadilah akunya sebagai pengajar di sekolah swasta kota Medan. Tingkat satuan sekolah dasar. Otomatis peralihan aktivitas dan lingkungan mulai gonjang-ganjing. Apalagi kondisi lingkungan yang beda semakin banyak merubahku lagi, dan menjalani rutinitasku sebagai seorang guru.
Seujurnya aku sulit mendapati istilah yang tepat dari kepalaku -tentang kondisi seseorang yang berusaha untuk meredam dirinya atau keinginannya sendiri.
Awalnya, aku punya aturan sedemikian gagah, hingga berani memilih jalur freelence. Namun ketidakmampuan bertahanku masih cetek. Apalagi jika dihadapkan dengan kondisi tidak memiliki waktu rutin, ternyata menyulitkan diriku sendiri. Meskipun berbagai kegiatan sosial dan sedemikian rupanya.. tetap mewarnai hari-hariku dengan sikap lainnya.
Dan... ditambah lagi kondisi galau akan tanda tanya itu, baru-baru ini kudapati jawabnya dari hasil tes kecerdasan otak, yang lebih beken disebut Tes STIFIn.
Dengan perhitungan, penghayatan dan evaluasi bersama kawan ngobrol yang sekaligus menasehatiku, jadilah meyakinkan diri untuk tes STIFIn. Rasanya itu memang penting untuk mengembalikan kepercayaan diri untuk diri sendiri.
Dan hasilnya adalah aju si tipe Thinking Ekstrovet!
Hasil tes itu ternyata mampu memunculkan provokasi dalam pikiranku sendiri. hahaha ternyata aku ini ;D
Sekaligus rasanya membangkitkan desir eksistensiku. Setidaknya, seperti menulis lagi di laman blog untuk curahan yang siape tau akan bermanfaat sebagai latihan menulis dan self healingku lagi.
Apalagi dengan semangat dan suasana tamplete baru ini, kepinginnya sih.. Blog Rumah Srikaya ini tetap eksis juga. Dan selanjutnya untuk kisah-kisah terlewat yang mengharukan, sedih, dan bahagia yang terangkum di kepala. Semoga bisa menjadi tulisan di laman entri berikutnya.
Ya, walaupun (katanya) daya ingatku tak sebaik para perekam, setidaknya aku tak mudah melupakan ingatan-ingatan. Nanti kita tulis lagi yaaa
semangat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar