Kamis, 01 September 2016

[Review Novel] Dilan ohh.. Dia Dilanku tahun 1990


Haii Kawan.. Inilah sekisah fiksi yang mungkin akan pengaruhi memori kejayaan pada masa berlalu milikmu. Atau kamu-kamu yang sedang menjalani masa jaya remaja -begini.? Sabar ya. Kalian memang masih remaja. Boleh banyak gaya dan main senang-senang. Tapi ingat tanggung jawab, ya. *berasatua*

AH.. Posisi ini, aku yang terhitung angkatan agak senior. Ya, dari awal merencanakan baca buku ini udah siap-siap akan terkenang-kenang, tentang masa indahnya berseragam putih-abu-abu. Masa jaya menjadi sok jago –dengan kadar ego yang layak untuk dimaklumi dan dipahami segala proses ke’Aku’annya- fiuuh!
Teruntuk kamu, Dik, kamu.. yang sedang menjalani masa-masa pubertas begini. Emang gak mudah, kan Dik? Ya kan? Meski gak mudah. Dibuat asyik aja selalu ya~
Sejak tahun lalu, Januari 2015 tepatnya.. Aku terjebak dengan fiksi ini karena diulahi awal cerita seorang Sensei Penasehat yang bercericau tentang tingkah anak remaja bernama Dilan. Yang sangat charming.. dan lumayan Nsuka maksa untuk layak dicintai. Halah.
Alkisah, Fiksi ini merupakan karya surayah Pidi Baiq yang mengaku imigran dari sorga. Dia menerbitkan Dilan pada bulan april 2014. Judul lengkapnya, "Dia adalah Dilanku tahun 1990". Cover novel ini  berilustrasi anak laki-laki dengan sepeda motornya yang reot retro, berdiri selengekan, dengan seragam keabadian: putih-abu-abu. Kan udah bisa ditebaklah ya settingan novel ini?

Dilan #1 dan Dilan#2
Sampul novelnya berwarna unik biru pastel. Dan dibeberapa lembarnya juga disisipkan gambar ilustrasipara tokohnya. (Mungkin agar kita mudah mengingat dan membayangkan keunikan tokohnya).

Novel ini punya gaya yang unik. Gaya tuturan ringan dan lumayan absurd. Sosok Dilan menjadi sentral penceritaan, sungguh segala yang berhubungan dengan Dilan menjadi daya cipta yang memesona. Ya, setidaknya begitu standartnya anak remajalah. Aplikasi dialognya padat, bahkan cendrung sangat singkat, seperti dialog yang sering-sering dituturkan dalam percakapan sehari-hari, dengan kejelasan saat-saat kapan harus ketawa ataupun cukup senyum saja. Tersurat dalam  beberapa lembar narasi, alurnya memang mulai terasa menjemukan, namun karena nafas keasyikan novel ini tak lain berasal dari dialog  kegombalan Dilan yang di sambut Milea dengan kolp dan mantap, rasanya narasi segitu bla-bla juga tak pentang dihiraukan saja.
Keunikannya dari novel ini justru berbalik arah penokohan. Pencerita kisah Dilan ada dari sisi orang-orang yang berkepentingan dengannya, yaitu Milea. Dilan justru banyak bungkam tentang dirinya. (Suara Dilan akan dibongkar di novel #3, dengan judul Milea)
Milea menuturkan segala kenangannya tentang Dilan yang mengaku bandel tapi tetap bertanggung jawab dan melaksanakan sholat sewaktu praktek pelajaran Agama. Ide gombalannya Dilan?.. aduuh... (buat emeshh!) caranya anti-mainstream banget –kalau kata anak zaman sekarang. Meskipun bercerita mengenai usaha seorang cowok untuk mendapatkan gadis impiannya, kisahnya sama sekali tidak terkesan narsis. Alur ceritanya mengalir melalui ingatan Milea tentang sosok Dilan yang ehmm.. disukainya.

Pada pertemuan mereka yang pertama, Dilan sudah memukau dan mengaduk-aduk penasaran Milea. (Biasalah ya.. kalau mau pedekate anak remaja biasahnya begitu, mah). Namun, Dilan bukan ingin berkenalan, dia justru malah meramal Milea akan bertemu dengannya dikantin. Dan ketika Milea ulang tahun. Dilan memberinya kado berupa TTS yang sudah di isi semuanya dengan alasan tidak ingin Milea pusing saat mengisinya. Dan masih banyak lagi cara - cara unik dan misterius khas Dilan dalam mencoba membuat Milea jatuh cinta kepadanya (Juga aku, tentunya)

Novel ini sungguh sederhana. Sangat menghibur. Dengan dialog penuh humor seperti ciri khas Pidi Baiq yang jaya penuh rasa merdeka meciptakan cerita cinta yang tidak muluk-muluk. Namun tak alpha, si Surayah juga menyisipkan petuah romantis nan gurih yang mungkin bisa digunakan sebagai rekomendasi gombalan. Haduhh, digombal ah!

"Kamu lagi mau digombal? Ah.. baca deh novel ini.. terus ceritakan juga keseruanmu ya! Manatahu kita bisa cocok berantam. Eh berteman aja kali yaaak!?"" 
note :  gak bisa upload foto.. karena ngblog dari tab. Dan ini ngreview karena lagi nunggu paket PreOrder Milea plus CD-nya. Nanti-nanti juga akan dilanjut review Dilan #2 tahun 1991, juga Milea...... kalau rajin 

2 komentar:

  1. Fiks lah telat kk baca ini, harus punya kayaknya

    BalasHapus
  2. #sekarangDilan1991 udah mau tayang di bioskop loh :D

    BalasHapus