Selasa, 07 Maret 2023

Kepada Titik Gelombang yang Bisa Saya Syukuri

Sudah tiga hari saya berdiam full set di rumah. Hari ini tanggal 7 Maret; skor pertandingan liverpool dan MU masih memenuhi limetime segala humor. Sejujurnya saya tidak peduli sesiapa pencetak tujuh kali gol dan apapun yang terjadi selama pertandingan itu. Namun rasanya saya tetap tertarik massa dan tergelak menikmati tawa girang dengan euforia yang tersajikan. Dari dua sisi pendukungnya, terkadang saya memang masih peduli dengan keberpihakan, semacam euforia tersebut. oh iya, dengan mengikuti hastag gelora #YNWA dari fase timeline media sosial saya.

Dipikir-pikir, dengan sekelebat banyak kenangan yang sengaja saya putar ulang. Ada bebebapa time lime sosmed yang masih rutin saya aktifkan. Khususnya Instagram saja sih. Aktif dalam pasif: rasa-rasanya memang untuk sarana terhubung dengan circle pertemanan sosial.

Rasanya sudah cukup melelahkan dengan updatean riuh di kepala sendiri. Seringnya merasa kehabisan energi untuk menikmati riuh tambahan lainnya. Sehingga ada satu moment yang benar-benar saya sadari tentang mengendalikan diri.

dan dengan hasilnya itu... saya agak kaget dengan arsip yang saya punya. Ya, ternyata saya berhasil banyak membatasi aktifitas online disana.

seperti qoute terkenal Muhammad Ali dalam satu wawancaranya berkata "Silnece is golden, when you can't think of a good answer" Diam adalah emas ketika kamu tidak bisa menemukan jawaban yang baik" Saya enggak setuju ketiplek begitu, diam gak akan selalu jadi "jalan keemasan", justru dapat menggrogoti bagian-bagian yang akan terburai dengan rasa sakit atau prasangka yang lain.

Dua sisi sering bertolak belakang, dan diantaranya selalu ada dua kemungkinan. Menurut saya, justru.. "silence can speaks it all... loudly!" lebih akan terasa nyaring dan mendalam jika tersimpanan energi ajaib yang bisa kita artikan dengan sikap sabar.
 
huuh~ (tarik napas) hitung satu.. dua... tiga. (hembuskan)

Hal yang banyak saya pelajari dalam masa-masa kini adalah tentang mengendalikan diri. Berkesadaran utuh (mindfulness) dengan beberapa panduan referensi. Diantaranya saya bahkan ikut serta kegiatan jurnaling dari blogger yang saya ikuti pengaruhnya.
 
Biasa-biasa ajalah
Untuk tidak tertarik dengan lebih banyak kuasa adalah sikap tenang yang mewah. Denga  itu. perasaan hangat dan sederhana tumbuh dalam sikap kehidupan nyata secukupnya.
Ya, walaupun kenyataanya saya bukan tipe orang dengan kapasitas tenang! HAHAHA 
"silahkan judge me! tapi ya auk ahh!"

Saya paham kondisi diri saya. Saya juga menjaganya dengan usaha terbaik.. ya kondisi diri yang gak tenang-tenang amatan itu, super overthinking dan woww tambah panikan juga!

Update informasi dan kabar-kabar mengudara tentunya masih sangat tersalurkan. Meskipun merasa agak cupu tapi rasanya sudah sangat cukup tenang untuk diri sendiri dan orang-orang lapisan pertama saja. Getaran gelombangnya sudah menjadi lingkaran hijau yang sudah terseleksi kenyamanannya.

Teman saya pernah bilang kalau dia selalu malas kirim foto-foto yang saya minta, melalui chat whtasapp. (dih, padahal wifinya gratis dan ga ngurangi effort apapun) tapi dengan aksi love languacenya yang action bgt, terpaksa kayaknya; "meskipun percuma, gak bakalan diupdate". Padahal IYA in aja.
Suatu hari setelah itu, kami akan sama-sama insyaf tentang siapa yang akan diutus menjadi pemilik arsip dari beberapa foto kenangan itu.:)

Pada waktu-waktu yang terlalui, saya masih sering meragukan sosok diri sendirj. Yang rasa rasanga kadang kabur dari akarnya sendiri. Apalagi, tentang usulan pertaayaan meninju "selama ini... apa yang sudah dilakukan? untuk diri sendiri. untuk keluarga? hingga yang paling berat, tentang apa saja yang sudah kita lakukan untuk masyarakat?

huuh~ (tarik napas) hitung satu.. dua... tiga. (hembuskan)

Bersamaan dengan rangkaian kontemplasi diri, serta basa-basi retoris yang sering ditampilkan menjadi citra diri sendiri. Jujur saya pikirkan bahwa diantara peran-peran yang melekat itu sudah menjadi wujud kebijaksanaan saya sendiri.

Setiap keadaan menjadikan kita terus bergerak. meskipun seringnya keadaan dibenturkan dengan keinginan yang muncul. 
dituntut begini... karena pekerjaan.
menuntut begitu... karena keinginan.
Yasudah... Yakan... 
Tetap sewajarnya.
Keinginan dan butuh memang memiliki porsinya masing-masing.

Ada sudut yang dibuat lurus lega. Ada sudut yang ditegakkan kokoh. Ada pula yang ditumpulkan dengan keadaan, atau bahkan dilancipkan pula karena kenyataan.
Rasa-rasanya saya masih percaya; diantaranya masih ada jalan.. jika mau terus berusaha bersejajar berdampingan. 
Ya... Viva la Vida!

Hidup memang terasa seperti belajar menarik titik-titik samar menjadi garis yang jelas dari Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Setiap langkah tubuh, perkembangan jiwa dan pikiran kita layaknya bertumbuh; hal itu menjadi satu-satunya usaha yang dapat dilakukan untuk menjadi sebaik-baiknya diri-sendiri. 

Ada capek? yaudah pasti ada aja. Kan cuma dunia. Memang begitulah yang harus kita lakukan!
Saya teringat makna isi dalanm buku Urban Zen, kaya Reza AA.Watimena yang bilang "selalu ingat kehidupan ini dikendalikan dengan napas. Apapun yang terjadi: bernapaslah.!"

Toh yaudah hidup, sewajarnya, berusaha semampunya... semampu-mampunya meyatukan titik-titik yang dilalalui dan mencapai kebersyukuran.

Lah Iya ya, kadang kalau mau nyerah juga gak tau gimana caranya, sambung ingatan dari kawan saya yang tadi itu.

Yaudah, memang pilihannya harus jalan terus aja ya.
Bissmillah semoga berkah. Rasanya mau bersyukur untuk kenikmatan moment tenang ini. 

Fisik lutut saya masih cedera, bekas lukanya masih menyisakan nyeri dan ngeri untuk dirasa-rasakan. Terasa normal untuk proses membaiknya. Tidak ada gejala fatal yang memberatkan. alhamdulilah. Saya sedang bersama dengan Ayah, bersamaan kami menjadi dua manusia cerminan yang kesulitan jalan tapi yagak apa apa. 

Ada rasa tanggung jawab yang belum bisa saya abaikan begitu saja tanpa memberi perhatian yang seadanya mampu bisa saya berikan lebih. Gak muluk-muluk harus ini dan itu, toh saya juga belum seambisus itu. Beberapa keinginan hinggap dan melekat dalam rencana, dan lagi-lagi saya tetap menyimpannya, menjaganya satu-satu, serta dengan rasa kepercayaan penuh akan merawat itu dengan waktu yang akan saya jalani.

Tiga hari lagi tanggal sebelas maret.
Lagu Yellow dari Coldplay mengiringi pendengaran
Dan saya sadar akan memasuki fase umur angka tiga dikepala. 

Saya masih senyam senyum. Benapas nyaman dan tenang, ingin selalu dalam rasa kebersyukuran seperti ini.
Sehat-sehat Berbahagia. 
Semoga kita selalu, sedemikian.
Terima kasih ;)

Aku kepada Aku---

1 komentar: