Minggu, 01 Maret 2015

Maret bersama Yang Terlupakan


Dari speker radio reot di sudut kamar, terdengar bebunyian serak dalam melody lagu yang sangat ramah dan dekat denganku. Entah bagaimana mengartikan hadirnya senyum yang tersesat dengan perasaan yang juga entah bagaimana kuartikan.

Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Denting piano kala jemari menari
Nada merambat pelan di kesunyian malam
Saat datang rintik hujan bersama sebuah bayang
Yang pernah terlupakan
Terpikirku dalam hati, untuk bersekedar menjenguk ingatan terlalu
Ingatan yang sesekali ingin berkaca-kaca pada masa terlupa.

Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Hati kecil berbisik untuk kembali padanya
Seribu kata menggoda seribu sesal di depan mata
Seperti menjelma waktu aku tertawa
Kala memberimu dosa
Wahai denganmu...
...
Haruskah kita bertemu lagi?
Haruskah kita perlu mengingati lagi?
Haruskah kita menjenguk lagi di kala Maretmu dan Maretku bertemu seperti ini?
Atau seperti adanya, terus menghindar, seperti kataku: kita adalah kutup selatan dan kutub utara.

Na….na….na….na O….maafkanlah
Na….na….na….na O….maafkanlah
Na….na….na….na O….maafkanlah
Na….na….na….na O….maafkanlah

Padamu yang selalu tidak seorang
dulu dan sekarang
Kuharap kita selalu begini: menghindar saja?
atau melupakan?
untuk selamanya.

Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyum mu tetap mengikuti
Rasa sesal di dasar hati diam tak mau pergi
Haruskah aku lari dari kenyataan ini
Pernah ku mencoba tuk sembunyi
Namun senyum mu tetap mengikuti
Wahai kamu.
sepertilah adanya telah kita setujui tanpa kat-kata setuju ini
kita akan punya sebelas bulan untuk semua semoga;
segala yang kumiliki sendiri dan juga milikmu seorang.

masih pernahkah kau geli? atau murung?
dan selalu menunggu..
seperti aku 
lagi dan lagi, menunggu alasan bersisian pada Maret yang mempertemukan
bersama menjadi kita.

Wahai kamu.
Berbahagia selalu untukmu ya
begitu adanya aku pun sudah tentu, untuk berusaha lebih baik.

Semoga ya selalu baik dalam prosesmu
Semoga ya selalu jika kita bertemu pada Maret
adanya seperti ini: aku tersenyum mengingatmu lebih baik dan tulus adanya.


Minggu, 1 Maret 2015
*Dalam dekapan hujan teramat lebat di hari yang siang terik.
Ditemani sebaris nyanyian "Yang Terlupakan" dari Iwan Flas,
terciptalah rasa menggelikan: Tentang Merat yang selalu dinanti ingin berbalas telepon dan ucapkan "selama ulang tahun ya, D"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar