Selasa, 25 November 2014

AKU, FLP dan MEREKA #2



Sepertinya saya harus bertanggung jawab dengan kisah AKU dan FLPers 6 yang ingin menyejarah

Asyiiiikkkk... sesambil senyum senyum cantik, gegap gempita saya sambut ketok palu terbitnya flayer “Open Recuitment Anggota Baru FLP SUMUT”. Dengan apresiasi bersemangat dan dengan bekal modem pinjaman, langsung deh.. download formulir, ngisi biodata, dan kirim langsung.
Pengiriman berkas beres. Nunggu-nunggu info lanjutan di tanggal 5 Oktober. Ternyata, Eh, pengumuman kelulusan berkas masih aman.

Selanjutnya proses seleksi tertulis dan wawancara dijadwalkan 11 dan 12 Oktober. Saat itu kan (deuuuh-,-) ... sebenarnya, saya dijadwalkan di hari Sabtu, tanggal 11 Oktober, sesi ke dua, di pukul 13.30. Malang benar saya (sedikit perjuangan yang dilebihkan). Lagi-lagi, saat itu, saya juga dalam posisi dilematun dengan jadwal, karena kesalahan teknis pada manajemen waktu yang pada hari itu amburadul. Hasilnya, saya tidak berkesempat hadir untuk sesi ujian dan wawancara. Menggalau-lah saya semalaman di malam minggu kelabu. Tidur tak nyenyak tapi makan makin lahap. Halaah.
Entah gimana mulanya, kok dapat ide untuk merayu panitia, dan lagi-lagi, Kak Putri berkontribusi “mengasyikkan” perasaan saya. Kesempatan kedua saya peroleh. Sesi ujian tertulis dan wawancara di hari minggu pukul 13.30. “Okelah, awak jadikan!” Namun yang terjadiiiiii  #nyanyi.... Lagi-dan-lagi, alasan klise emang, berpacu dengan waktu, bertaruh emosi pada supir angkot yang ..... aduuuuuh! (Sebenarnnya naik damri sih, tapi ya itu, tetap aja...... aduuuuuuh! hujan-hujan romantis jadi background perasaan saya. Sebenarnya memang hujan sih, deras banget malah.  Baju basah, sepatu basah, basah-basah-basah.

Sesampai di rumah cahaya udah pukul 14.00 aja , regitrasi ulang, dizinkan ujian dengan tidak ada tambahan waktu (sadar diri: siapa suruh telat, nikmatilah resikonya). Jadilah hasil centrang perenang dengan jawaban sekadar-kadarnnya. Jadi galau, merasa pesimis untuk lulus, diam-diam ajalah awak. Tapi, saat itu, sempat juga sih kenalan sama beberapa peserta perempuan yang juga lagi nunggu panggilan wawancara (esehh... diwawancara awak ahh). Agak lupa deh, siapa-siapa namannya, wajahnnya juga, dan sepertinya tidak saya jumpai lagi sewaktu inagurasi. Pada saat sesi wawancara. Kebagian giliran wawancara dengan bang Roby (Ahaiiide..Binje :D). Cerita propesionalitas dong, "Kenapa berminat daftar FLP, tahu FLP dari mana, mau ngapain di FLP, kegiatan, kesiapan berorganisasi dan kesiapan mengikuti inagurasi”. Saya sih yes, YES dan Oke". Pertanyaannya bg Roby saya “oke”kan. Setelah beres, bergegas dan pulang.

Jreng-jreeeeeeng. Kini tibalah... saatnnya kita kan inagurasiiiiii, huuuu   #nyanyi....
Sebelum inagurasi, kita-kita (yang katannya udah lulus seleksi berkas) harus hadir di rumah cahaya, tanggal 21 Oktober. Ngapai? Kurang ngeh juga sih, mungkin seperti temu rama-ramah gitu, pengumuman dan bahas proses akomodasi inagurasi, harus selesaikan tagihan. Oke, ternyata, dari 35 peserta yang dinyatakan lulus seleksi pertama. Hanya ada 29 peserta yang berkesempat mengikuti inagurasi (kok, saya kepikiran ya, sama 6 orang yang tidak berhadir inagurasinnya). Terlebih karena ada dua diantara 35 orang yang lulus, yang sudah saya kenal namannya. Ty Jihan: yang jadi rekan seangkatan di kampus dan Dek Azzam: yang saya kenal sewaktu belajar di Tadarus Sastra FLP.

31 Oktober-2 November 2014
Remainder:
Salam Pena, untuk seluruh peserta inagurasi anggota baru FLP angkatan 6 diharapkan berkumpul pukul 15.00 tepat, di Mesjid Jami' Sei Deli akan berangkat bersama menuju Pondok Cemara dan untuk yang berhalangan berhadir tepat waktu, silahkan berkumpul pukul 18.00 tepat di Rumah Cahaya.
deliver: 11.30. SMS dari Kak Putri FLP
*senyum semangat nak berangkat, packing udah selesai, perlengkaan pribadi selama 3 hari 2 malam, oke!.


Saat perjalanan, dalam Damri rute Binjai-Medan emang paling asyik curi kesempatan untuk tidur-tiduran. Modal meluk tas yang lumayan guede (untuk bantal kepala dan biar aman juga) sekitar 2-3 jam mungkin saya asyik dibuai damri yang melaju lambat di jalan raya. Masih dengan background suasana hujan yang menyisakan rerintik gerimis dan genangan air, saya diingatkan bang sopir karena sudah hampir sampai tujuan yang saya pesankan: kampus IBBI. Ketika saya lihat jam di handphone. HAHH?? jam 16.15?? belum sholat, dan belum sampe juga? astaga..... *nekuk kening*. Dalam pikiran, "pasti deh Awak di tinggal kloter 1". Ampuuun.... ehhh Ternyataaa.

Setibanya saya di Mesjid Jami' Sei Deli. Keberadaan angkot berwarna merah yang agak terlihat reot entah kenapa bisa menyegarkan mata, angkot itu sudah memasang sikap kuda-kuda untuk melaju dan berangkat. "Ehh..... sini siniiii.. aduhh lame ya." sambut Kak Putri. "Ayo segera Naik, langsung berangkat. Oke!”. Saya, dalam hati gak tenang karena belum solat, dan waktu sudah menunjuk pukul 16.40. "Ohhhmaii segeralah sampai"

--Di Pondok Cemara yang menjadi setting inagurasi angkatan 6 Forum Lingkar Pena Sumatera Utara.
Pembagian kamar untuk tiap peserta diumumkan di halaman Pondok Cemara, tentunya sebelum kami sembrono masuk untuk pilih lokasi sendiri. hehe. Nama saya, Sri Rahmadani terbilangkan dalam kelompok kamar 6 bersama .... saya tidak ingat sesiapa saja nama teman sekamar saya, hanya ada Kak Intan Mulina yang ternyata sudah masuk terlebih dulu dikamar 6. "Haii Kak, siapa kak namannya.. ya kenalan dong, masih mayu-mayu". Saya ingat kakak ini, sewaktu duduk bersebelahan dengan saya saat pembekalan di rumah cahaya. "eh, sekamar lagi?" Jodoh ini.
Tak lama setelah Magrib menjelang, kami kedatangan teman sekamar lagi. dia memperkenalkan diri sebagai Ulfa Hasibuan. "haah! ini dia ternyata orangnya. Saya sudah femiliar dengan namanya sejak ulang tahunnya di 2013". Ini ternyata Si Ulfa yang jadi teman dekatnnya teman saya. Hm, mulai sekarang bisa jadi temannya teman saya akan menjadi teman saya. Saya bilang lagi, "ihh, jodoh banget nih, Fa?" sambil ketawa minta persetujuan dengan gerakan "Give me Five."
Pembukaan Inagurasi oleh panitai di mulai ba'da Isya, kemudian lanjut materi sesi pertama: ke FLP-an, Visi dan Misi oleh bang Fadli Pratama. Cerita ini cerita itu, tanya dan jawab, waktu sudah menunjukkan pukul 21.30 kemudian panitia memberi suplay ingatan angin segar dengan menjanjikan agenda tukar kado akan segera dilakukan. Moment tukar kado yang di bungkus kertas koran dengan nominal harga minimal Rp 5000 pun terjadi begitu saja, hahah. Semua kado dikumpulkan dan diberi label nomor sesuai dengan kepemilikan sobekan kertas berisi nomor yang didapatkan setiap peserta. Saya dapat nomor 4 yang ternyata isinya gunting kuku. wah! :D

Sabtu pagi, di 1 Nopember, tepatnya pukul 4.00 wib pintu kami di ketuk dari luar. Ada Apahh? *gak pakai ekspresi lebay. Melaksanakan kebutuhan ruhani, kita-kita solat tahajud, lanjut tilawah sampai azan subuh berkumandang.
Yang menjadi memorabel pun terjadi, kami senam semangat. Iye, SENAM. Di pandu salah satu peserta  yang cukup meyakinkan dalam persenam-senaman. Seperti pemandu senam profesional.  
Pat Maa Namm Juhh, eaaakk... balas kiri Tu Wa Ga Pattt ....

Lanjutnya kami dapat jatah (*ceilehh jatah?) sarapan lontong kacang, enak bings. Isunya eksekusi kenikmatan lontong tersebut diketuain kak Kyo sebagai master chefnya.
Setelah sarapan kami diberikan waktu bebas sampai pukul 9.00 untuk lanjut sesi materi kedua: Ghuzul Fikr atau Perang Pemikiran oleh bang Anugrah Roby yang berlangsung mantap dengan pendalaman materi yang asyik dengan sesi tukar pendapat dan games sampan-sampanan, sampai waktu Dzuhur menjelang sesi kedua is over.
Sesi materi ketiga: Public Speaking oleh bang Sukma yang agak membukakan gagasan baru di kepala saya. Selepas Ashar kami kembali ke forum, sesuai instruksi pada instruktur bahwa kami harus menggelarkan pertunjukkan seni dan yang terjadiiii . . . kegalauan. Apalah artinya galau jika tak menjadi inspirasi dalam kreatifitas #tsahh..
Binggung ini bingung itu, masing-masing peserta sudah berada dalam kelompok yang sudah ditentukan panitia. Saya? Siiiie.. lagi dan lagi bersama dengan Ulfa bertakdir di kelompok 4 yang beranggotakan Safira, Sanah dan Pak Ketua. Tentang apa yang terjadi dalam proses kreatif memang menjadi mengasyikkan, alias kacau. Belum lagi penampilan saat pertunjukkan, kekeacauaan kami minimalisir dengan semangat yang saya katakan sama Ulfa, “udahlah Fa, hajar aja."

Waktu memang terasa berlalu begitu cepat ketika kita menikmati tiap-tiap detik yang terjadi. Pada malam minggu di Pondok Cemara #tsahh.. kami lanjut sesi materi keempat: Penulisan Non-Fiksi oleh Kak Nurul Fauziah. Berakhir di pukul 22.00 malam dengan bekal tugas yang harus dikumpul esok harinnya, yaitu meresensi buku. Oh iya, masih teringat oleh saya, nikmatnya puding berwarna ungu yang disuguhkan panitia. “Amboiii rasannya, suka Awak”.
Setelah kami kembali ke kamar, Saya, kak Intan Ulfa, Zizah dan selvi #eh Selli (dek Sel maafkan ingatanku yang tak cemerlang menyebutkan namamu dengan benar dekkk Selvi). Semalam suntuk kami bercecerita, saling bertukar penglaman, saling bertanya dan menjawab pertanyaan (yang berhasil mendekatkan rasa sayang dan peduli saya, ehm) dan tentunya sambil sekilas “berpura-pura” membaca buku untuk mengerjakan resensi yang tak kunjung mengilhami pikiran dalam bentuk tulisan.

Mungkin kami tertidur selama 2 jam saja, karena seingat saya, malam itu menjadi malam yang terlalu asyik untuk tidur lelap. Sedangkan jam 4 kami memang harus bangun untuk terus beraktifitas menuntaskan inagurasi. Ampuuuun... rasa ngantuknya di pagi itu, bertepat pula hujan-hujan mengundang. Gwt.
Show must go on, Setelah hujan mereda. Eaaaak.. senam lagi kita? Goyangkan kepala.. angkat tangan kanan.. Pat Maa Namm Juhh, eaaakk... balas kiri.. Tu Wa Ga Pattt ..... Dilanjutkan gemes seru-seruan yang berhasil mengusir kantuk tapi mendatangkan bencana kelaparan. Alhamdulillah, rejeki anak solehah, sarapan mie balab yang mancaaaap. Waktu sekitaran 30 menit untuk kembali ke forum menjadi tantangan, kami yang berdomisili di kamar 6 yang terdiri dari 5 orang harus membagi waktu seminimalis kewajaran di kamar mandi, plus dhuha juga. Aiih!!

Sesi Materi ke lima: Penulisan Fiksi oleh kak Fitri AB dan bang Cipta Arief. Berlangsung skimming tanpa proses tanya jawab, bersebab kendala waktu yang molor. Hm.. sesi dilanjut menuju pertunjukan seni. Sudahlah, semua yang ditampilkan sangat keren-keren untuk diingat, terlebih kelompok 4 yang nampil ngasal, untungnya pak Ketua bisa menggalokasikan strategi dengan apik, haha.
Siang menuju penutupan inagurasi saat itu, seperti langit tahu apa yang akan tejadi, ecek-eceknya perpisahan sementara. Lantunan nasyid dari Brother yang berjudul Untukmu Teman menjadi backsong yang mengharukan. Dipadu dengan lagu Doa Perpisahan, juga dari Brother.
Sambil bergandengan tangan, terdengar lirih suara-suara emas dari setiap peserta dan panitia, mendendangkan refrainnya:

Kini Dengarkanlah.. dendangan lagu tanda ingatanku.. kepadamu teman.. 
agar ikatan ukhuwah kan bersimpul padu.. 
Kenangan bersamamu takkan kulupa.. walau badai datang melanda walau bercerai jasad dan nyawa.......

Seakan langit pun telah mengerti, ikut terharu dan terhenyuh dengan lantunan emas kami. Langit pun menangis. Menitihkan bulir-bulir air yang terlalu bersemangat bertumpah-tumpahan.

Huaaaaa . . .

untuk semangat menulis.. untuk semangat berorganisasi.. untuk semangat keislaman.. 
FLP...  BERBAKTI, BERKARTA DAN BERARTI...!!!

*The End- sambil dengar lagu Untukmu Teman by Brother*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar