Assalamu'alaikum,
Teruntuk Mamak yang teramat dirindu,
Hai, Mamaku,
apa kabarkah? Semoga Allah Sang Maha Esa selalu melindungi Mamak
ya.
Alhamdulillahh, kabar Adek disini baik-baik saja,
hanya sesekali mungkin pernah merasa tidak baik, itupun karena sedih dengan
kepemilikan rinduku pada Mamak.
Mamak juga
merindukan Adek, kan? Alhamdulillahh, kesehatanku juga sangat stabil, tubuhku
masih sesehat dulu, bahkan mungkin sudah lebih sehat dari yang Mamak bayangkan.
Adek sudah pandai memasak loh, Mak. Walaupun masih terkadang saja, Adek lebih
sering memasak sendiri di rumah, tentunya dengan ingatan cara memasak yang
pernah Mamak tunjukkan. Meskipun, Adek juga yang akan memakan masakan itu
sendirian. Aku tidak tahu apakah rasanya cukup enak bagi orang lain, tapi aku
selalu melahapnya dengan senang. Oia, Mak.. jadwal makan Adek juga sudah
seperti yang dulunya Mamak perintahkan. Sekarang aku akan berusaha untuk makan
3 kali dalam sehari, meski terkadang masih perlu menyesuaikan, karena setiap
pagi Adek juga mencoba minum segelas susu. Pun begitu, Mak, maafkan Adek ya,
sekarang Adek suka minum kopi, sejak aku pernah merasakan dejavu bahwa aroma
kopi itu -seperti- harum tubuh Mamak. Hmm, terkadang juga Adek semakin sering lalai
dan manikmati Indomie rebus berturut-turut dan melebihi dari rentang 3 hari.
Tapi, Mamak tak perlu khawatir ya, Adek Mohon, jangan kecewa untuk hal itu,
Adek akan tetap menjaga pola makanku agar tetap sehat.
Alhamdulillahh,
kabar Ayah sudah lebih baik, katarak di mata Ayah sudah di operasi, benjolan di
dekat telinganya juga sudah kempis. Hanya sesekali saja, Ayah masih merasakan
ngilu akibat rematik di kaki dan pinggangnya. Itu hanya sesekali, ketika cuaca
dingin. Adek juga selalu mengingatkan Ayah agar menjaga pola makan seperti yang
Mamak lakukan dulu. Sekarang Ayah sangat sehat dan sibuk, seperti dulu juga,
bahkan sekarang Ayah sudah bertambah gemuk saja. Mamak jangan pernbah merasa
cemburun ya. Kami akan selalu mencintai Mamak. Pokoknya, Mamak hanya boleh percaya
hal bahwa kami sangat mencintaimu, ya Mak!.
Alhamdulillahh.
Bang Awi juga Abang Paisal lebih sehat juga. Mamak masih ingatkan, mereka sudah
menikah. Bang Awi sudah memiliki Anak Perempuan, kata mereka dia mirip
denganku. Namanya Jelita Atiqah Harahap, aku menggilnya Jeje, Mak. Dia
benar-benar terlihat jelita, pesek dan terindikasi akan menjadi judes. Jika
Mamak melihatnya sekarang, Mamak pasti sangat senang. Dia juga lucu, dia juga
sudah semakin lasak ingin dituntun kemana-mana untuk menggerakkan kakinya yang
seuprit dan sudah terlihat keras kepala, hehee sepertinya dia nantinya memang
mirip aku.
Hm, Mamak
gimana kabarnya? Gimana kabar Mamak di Surga, sih?
Aku sangat
merindukanmu Mamak. Sejak 2 tahun lalu, aku sudah banyak merubah diriku, dari
penampilan, cara berjalanku, cara belajarku, rutinitas dan juga prilaku mendasarku, Mak. Ya,
walaupun meski tak jarang Adek masih sedikit malas mencuci pakaian dan melipatnya
dengan rapi. Tapi Adek sudah mencoba dengan baik merapikan kamar, kok, Mak. Jika
Mamak melihatnya sekarang, mungkin Mamak harus memberi Adek 8 ribu rupiah untuk
membeli miesop Baruna. Hhm, aku jadi rindu, menikmati semangkuk Baruna bersama
Mamak.
Sekarang rumah
kita sangat sunyi. Kata tetangga, rumah kita seperti sangat sepi. Mereka juga
rindu pada Mamak. Mereka rindu sapaan Mamak di waktu sore saat kita
berjalan-jalan sepanjang gang rumah kita. Mereka masih saja bercerita tentang
bagaimana caramu meminta bunga-bunga keladi untuk Mamak tanam di rumah kita.
Ohiya Mak, maap ya, bunga teratai yang Mamak tanam waktu itu sudah tidak ada
lagi, Bang paisal mencabutnya, katanya sudah tidak layak hidup lagi, tanahnya
sudah tidak subur dan kondisi bunganya juga tidak elok lagi. Maapkan Adek ya
Mak, karena masih tak termpil merawat bunga-bunga kesukaanmu.
Adek sekarang sedang
menyusun skripsi, InsyaAllah tahun depan akan wisuda. Doakan Adek ya, Mak. Adek
juga berkeinginan nantinya Mamak bisa berhadir dan kita bisa berpelukan dan
berfoto bersama di papan bunga yang bertuliskan “Selamat atas Wisudanya”. Hm..
adek akan menyediakan tempat duduk spesial untuk Mamak. Walaupun nanti Mamak
tidak berkesempat untuk duduk dan dilihat teman-teman Adek. Adek akan tetap
menyediakan tempat itu.. untuk Mamak, selalu di dekat Adek.
Sekian dulu ya,
Mak, surat Adek kali ini. Adek akan menulis surat untuk Mamak lagi, untuk
mengabarkan segala kegitanku. Maap ya Mak, sebelumnya Adek tak begitu rutin
mengirimkan surat untukmu, lagi. Mungkin sejak tahun kedua mu tiada, aku sudah
semakin sibuk dengan ritinitas yang kukerjakan. Aku akan titip suart ini pada Allah,
semoga malaikat (pasti) akan membantu menyampaikannya. Jika Mamak ingin
membalas surat Adek, mampirlah saja ke selipan-selipan mimpiku. Aku akan selalu
menunggumu, Mak. Hm, sekian ya Mamakku tersayang, semoga kuburmu selau menjadi
taman-taman syurga yang selalu bercahaya dengan semerbak aroma kasturi.
Semoga Mamak
senang membaca suart ini..
Wasalamualaikum..
Dari Anak mu
yang sedang merenung rindu
Salam cinta dan
rindu
Sri Rahmadani
Harahap
_______________________________________________________________
* Al-fatihah kubaca
sebagai perangko suaratku ini
surat di #22122013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar