Kawan,
dengarlah kataku: Bahwa aku pun seperti adanya dirimu. Aku pun hanya seonggok
daging yang bernafas dan bernyawa. Bersyukur nafasku tak pernah alpa untuk
bertasbih, mentauhidkan Allah, Sang Pemberi Hidayah. Bersyukur nyawaku tak
pernah alpa untuk beribadah hanya untukNya.
Aku pun
seperti adanya dirimu. Aku masih terseok dalam kubangan pemikiran-pemikiran
yang sempat menenggelamkanku. Tentang impian-impian yang menjadikanku yang
bahkan sempat membuatku frustasi untuk tidak mau keluar dari rumahku yang
nyaman. Nyaman? Bukan. Bukan yang seperti itu pengertiannya.
Aku pun
seperti adanya dirimu. Aku bahkan lebih sering merasa kesal dengan diriku. Aku
pun muak dengan diriku yang terlalu pengecut. Sedangkan, desakan-desakan isi
kepalaku merongrong aku menentukan pilihan. Tapi, aku sering diam bergeming.
Seperti orang yang kehilangan separuh jiwanya. Meski memang benar, bahkan
separuh jiwa yang lain saja belum pernahku temukan, apalagi memilikinya.
Aku pun
seperti adanya dirimu. Tidak ada apa-apanya. Bukankah kita lahirnya tidak
membawa apa-apa dan begitu juga matinya. Hanya satu yang kutahu pasti: terlahir
berarti hidup untuk berjuang, sedang mati berarti hidup untuk
pertanggungjawaban –kepada Ilahi, Sang Khalik.
Seringku
sadarkan diriku yang teramat sombong untuk melunak, atau diriku yang teramat
rendah hati untuk melawan. Bahwa: Kerja keras dengan usaha akan menghasilkan
keberhasilan. Kerja lembut dengan hati akan menghasilkan kemenangan. Bukankah,
keberhasilan dan kemenangan dua hal yang berbeda?
Sesuatu yang
berbeda selalu disatukan dengan penyesuaian yang saling berhubungan. Bagai
laki-laki dan perempuan. Ying dan Yang. Zenit dan Nadir. Semua perbedaan
memiliki porsinya sendiri. Pun demikian dengan persamaannya.
Adalah
tentang impian kita, usaha kita , jiwa dan raga kita yang mampu mewujudkan
selarasnya keberhasilan yang akan kita menangkan. Ya, kita yang merindukan
impian.
Tujuan yang
kita pilih akan untuk menjadi jalan hidup kita masing-masing. Tujan yang kita
polih akan menentukan diri kita seadanya –itu pun jika kita benar-benar merasa
ada-.
Seperti kehidupan
yang kamu pilih untuk hidupmu. Bukankah tidak ada cara instan untuk mencapai
tujuan? Jika ada pasti berbeda sekali rasanya. Bisa saja kita berhasil atau
bisa saja kita menang. Namun apa kita bisa benar-benar yakin bahwa kita sudah
berhasil dan menang?
Percayalah
padaku, Kawan. Nikmati prosesmu. InsayAllah kita akan menghebat dengan pilihan
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar