Kamis, 26 Februari 2015

[Review Buku] Supernova #2: Akar




Serial kedua Supernova adalah Akar. Kelahiran Akar sekitar tahun 2002 dengan rentetan paling kontroversi, kabarnya, di awal kelahiran simbolik Akar sempat dicekal, karena apa gituu ya.. pokoknya, gitulah.
Daku mulai berteman dengan kisah kehidupan si Bodhi ini belum lama, sejak 2015 gitu. Jeda waktu yang gak nyambung itu, karena daku sempat termakan tarauma dari sensasi kontroversi. Jadi istilah karantina pun daku terapkan. Daku langsung loncat ke Partikel yang lebih menggiurkan dan "tebal", trus lanjut move-on juga sih ke Perahu Kertas, Filkop dan Madre yang lebih aman.
Setelah berkenalan dengan Bodhi ternyata dia agak cukup ramah juga, Walaupun ya.. sosok pria berkepala plontos dengan tulang yang menonjol di belakang kepala (membuatnya seperti monster) itu membuat saja terperangah. Ada ya orang begitu?
Ekspetasi awal muncul, bahwa Bodhi ini adalah alien! Haha -_- cemanalah.
Si Bodhi itu nomaden, masa kecilnya dipelihara di Kuil oleh guru Liong. Kelahiran misteriusnya yang tak tahu tanggal lahir juga dari rahim mana ia lahir buat daku miris. Deuuh. Yang manusiawi dari sosok Bodhi adalah bahwa dia hidup, berselera vegeterian, menjadi tukang tato idealis, salah satu anggota komunitas punk dan penganut Budhisme.
Dengan durasi 256 halaman, Akar menyajikan pengalaman hidup Bodhi Liong yang seolah-olah curhat dengan keluh-kesah hidupnya. Sosok "alien" yang bersemayam di tubuhnya itu menjadi cikal-bakal reankarnasinya menjadi manusia seutuhnya, yang memiliki tugas yang harus ia selesaikan.
Perjalanan backpacker lintas Asia Tenggara: Thailand, Laos, dan Kamboja menjadi negara yang dijelajahnya dengan beragam pengalaman dan ilmu mentato dari Kell yang tubuhnya full tato eksentrik kemaknaan yang tak kalah misteriusnya. 
Comeback Bodhi dari perjalanannya ketika dia terjalin dengan komunitas Punk yang secara lahir bathin menerimanya dengan sepanduk selamat datang. Oh iya, pokoknya untuk seri kedua seperti catatan tatois yang suka backpaker dengan modal nekad dan kemampuan. Over all, Akar memang lebih renyah dan ringan untuk dibaca. Hal yang berat di buku ini sekedar tentang perpindahan latar di berbagai negara yang diselesaikan DEE seperti membangunan peta kayak pelajaran sobekan peta buta sewaktu daku ESDE.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar