Kamis, 22 Januari 2015

Semangat Untukmu, Kawan!



Kawan, dengarlah kataku: Bahwa aku pun seperti adanya dirimu. Aku pun hanya seonggok daging yang bernafas dan bernyawa. Bersyukur nafasku tak pernah alpa untuk bertasbih, mentauhidkan Allah, Sang Pemberi Hidayah. Bersyukur nyawaku tak pernah alpa untuk beribadah hanya untukNya.

Aku pun seperti adanya dirimu. Aku masih terseok dalam kubangan pemikiran-pemikiran yang sempat menenggelamkanku. Tentang impian-impian yang menjadikanku yang bahkan sempat membuatku frustasi untuk tidak mau keluar dari rumahku yang nyaman. Nyaman? Bukan. Bukan yang seperti itu pengertiannya.

Aku pun seperti adanya dirimu. Aku bahkan lebih sering merasa kesal dengan diriku. Aku pun muak dengan diriku yang terlalu pengecut. Sedangkan, desakan-desakan isi kepalaku merongrong aku menentukan pilihan. Tapi, aku sering diam bergeming. Seperti orang yang kehilangan separuh jiwanya. Meski memang benar, bahkan separuh jiwa yang lain saja belum pernahku temukan, apalagi memilikinya.

Aku pun seperti adanya dirimu. Tidak ada apa-apanya. Bukankah kita lahirnya tidak membawa apa-apa dan begitu juga matinya. Hanya satu yang kutahu pasti: terlahir berarti hidup untuk berjuang, sedang mati berarti hidup untuk pertanggungjawaban –kepada Ilahi, Sang Khalik.
Seringku sadarkan diriku yang teramat sombong untuk melunak, atau diriku yang teramat rendah hati untuk melawan. Bahwa: Kerja keras dengan usaha akan menghasilkan keberhasilan. Kerja lembut dengan hati akan menghasilkan kemenangan. Bukankah, keberhasilan dan kemenangan dua hal yang berbeda?

Sesuatu yang berbeda selalu disatukan dengan penyesuaian yang saling berhubungan. Bagai laki-laki dan perempuan. Ying dan Yang. Zenit dan Nadir. Semua perbedaan memiliki porsinya sendiri. Pun demikian dengan persamaannya.

Adalah tentang impian kita, usaha kita , jiwa dan raga kita yang mampu mewujudkan selarasnya keberhasilan yang akan kita menangkan. Ya, kita yang merindukan impian.
Tujuan yang kita pilih akan untuk menjadi jalan hidup kita masing-masing. Tujan yang kita polih akan menentukan diri kita seadanya –itu pun jika kita benar-benar merasa ada-.

Seperti kehidupan yang kamu pilih untuk hidupmu. Bukankah tidak ada cara instan untuk mencapai tujuan? Jika ada pasti berbeda sekali rasanya. Bisa saja kita berhasil atau bisa saja kita menang. Namun apa kita bisa benar-benar yakin bahwa kita sudah berhasil dan menang?
Percayalah padaku, Kawan. Nikmati prosesmu. InsayAllah kita akan menghebat dengan pilihan kita.

Yooosh! Semangat untukmu, Kawan.
Kita para pemimpi dengan usaha sebagai adalah tenaga. 
Kita para pemimpi dengan tekad sebagai bahan bakarmu.
Kita para pemimpi: suatu hari, di hari itu akan bersama mimpi-mimpi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar